Kamis, 17 Januari 2013

Mengejar Bayangan...


Kucoba semua, segala cara
Kau membelakangiku
Kunikmati bayangmu
Itulah saja cara yang bisa
Untuk menghayatimu
Untuk mencintaimu

Sesaat dunia jadi tiada
Hanya diriku yang mengamatimu
Dan dirimu yang jauh disana
Ku tak kan bisa lindungi hati
Jangan pernah kau tatapkan wajahmu
Bantulah aku semampumu

Isyarat yang sanggup kau rasa
Tanpa perlu kau sentuh
Harapan, impian
Yang hidup hanya untuk sekejap
(rasakanlah) langit, hujan, detak, hangat nafasku

Hanya isyarat yang sanggup kau rasa
tanpa perlu kuucap

Itulah saja cara yang bisa...


sepi...dingin..gelap....
*hanya isyarat ..recto verso*

Jumat, 19 Juni 2009

My love is...

Mencintai seseorang bukanlah ketika dirimu berkehendak memiliki dirinya dengan mengatakan bahwa kau mencintainya, tetapi mencintai seseorang adalah ketika engkau siap melepaskannya demi bahagianya..
**
Mencintai seseorang bukan pula ketika dirimu berkehendak mendengarkan kebersediaannya mendampingimu untuk waktu yang engkau sendiri tak tahu akan halnya, tetapi mencintai seseorang adalah ketika dirimu merelakan dia untuk tidak berada disampingmu selamanya demi bahagianya..
**
Mencintai seseorang bukanlah ketika dirimu, dengan angkuhnya, menjadi penyebab menetesnya air mata dari kedua matanya, tetapi mencintai seseorang adalah ketika engkau memeluknya erat, melindungi dirinya dari perasaan kecewa dan sakit hati
**
Mencintai seseorang bukanlah ketika dirimu berada disampingnya ketika kau berjalan meniti hidup, tetapi mencintai seseorang adalah ketika dirimu merelakan tubuhmu, menjadi pilar yang melindungi dirinya, memastikan bahwa esok dia akan tetap bahagia, seperti terakhir kali kau lihat senyumannya..
**
Mencintai seseorang bukan suatu hal yang mudah dilakukan, maka itu sebelum kau putuskan untuk mencintai seseorang, pastikan bahwa kau cukup tangguh untuk menjadi orang yang rela melepasnya kelak, demi bahagianya...
**

Minggu, 09 Agustus 2009

Bermimpi

Aku menunggumu. Berderet kalimat paling normatif sekalipun. Tapi tidak. Kamu tidak menyapaku dengan cara yang paling sederhana sekalipun. Meski telah ku duga, berderak otak ini rasanya. Kamu benar-benar meminggirkan aku. Rupanya semua sudah selesai. Seperti memang seharusnya semua harus selesai.

Malam ini..dalam mimpiku...ku mengundangmu kembali, hanya sebentar ingin menyapa jiwamu. Apa kabar?..Lihat, aku tersenyum. Terheran-heran, mengapa kamu masih begitu hebat.

Aku mengingat air matamu. Perasaan memilikimu............ Rasa yang menghentak dadaku. Memelukku hingga berat nafasku, dan menyempitkan rongga jiwaku. Bisakah kelak, ku saksikan lagi wajahmu.....meski ku tak ada disitu. Meski kamu gak menyadari kehadiranku disitu. Tak apa jika ketika itu kamu bersama cintamu. Aku akan menyaksikanmu dari kegelapan, melihat kebahagiaanmu, meski itu neraka bagiku.

(hal 276....mudah2an berakhir sama at least serupa.....air itu menetes lagi..)

Minggu, 27 September 2009


Kekasih

Wahai diri yang masih gelisah.

Wahai diri yang dadanya masih keras membatu.

Wahai diri yang otaknya masih galau.


Diri yang telah berbilang tahun terkungkung dalam kepompong nafs.

Diri yang dari puasa ke puasa gagal bermetamorfosis menjadi Ar ruh.

Diri yang tahunan telah gagal berubah menjadi kupu-kupu akhirat.

Kupu-kupu yang mampu bercengkrama dengan para malaikat.

Kupu-kupu yang nyanyiannya "sami'na wa atha'na, kudengar dan kuta'ati..." .

Kupu-kupu yang menebarkan keriangan.

Kupu-kupu yang menyebarkan keindahan.

Kupu-kupu yang mengalirkan Rahmat Bagi Semesta Alam.

Namun apalah daya...

Tatkala tubuh islamnya baru mulai menggeliat,

Kealpaannya telah membekapnya kembali...

Tatkala sayap imannya baru mulai tumbuh,

Kelengahannya telah mematahkannya kembali...

Tatkala dada ihsannya baru mulai merekah,

Kkeangkuhannya telah menguncupkannya kembali...

Wahai diri yang kegelisahannya kembali membahana dengan deras.

Kegelisahan yang tak berujung seperti dulu-dulu.

Janganlah khawatir...

Selalu ada harapan...

Secarcah peluang masih membayang lembut didepan mata kita.

Setitik kesadaran masih menyapa relung hati kita.

Bahwa Allah masih tetap bersama kita.


Janganlah takut...

Karena Allah masih tetap Maha Pengasih dan Maha Penyayang.


Rabu, 14 September 2011

Mampukan Diduakan?




Knowing God is Knowing Your Self

If the God just want to be The Only one, is it possible for Us just to be the one?

Setiap Manusia, mengenal Allah dalam batas dan limpahan rahmatNya, mengenalinya lebih dekat dari urat nadinya sendiri.

Ketika kita tahu Allah Maha Esa ? Maha Satu? Tak maukah kita menjadikannya tauladan?

Ketika Allah merfirman di dalam Al-Qur’an Nikahilah wanita di antara kamu satu, dua, tiga, atau empat, namun niscaya tak sekalipun kamu mampu berbuat adil.

Ketika kita tahu Allah Maha Pencemburu, tak bisakah kita memandang satu, bahwa Allah ada dalam Fitrah manusia, dan tidak pernah mau diduakan.

Ketika Allah, meminta kita untuk tetap satu tujuan di hadapannya, mampukah kita menduakanNYa..(Syirik dan Kafir adalah dosa tiada banding, baginya menunggu Azab yang pedih).

Lalu bagaimana bisa kita menduakan sementara manefestasi sifat-sifatnya ada dalam fitrah kita sebagai manusia.

Kamis, 17 Juni 2010

Tangisan di waktu subuh..








Al Anbiya 89..

" Dan (ingatlah kisah)Zakaria tatkala ia menyeru pada Tuhannya, "Ya Tuhanku janganlah engkau membiarkan aku hidup seorang diri, dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik"


Allah Ar Rahman Ar Rohim
Allah maha pengasih lagi penyayang

Tersedu2 saat mata membaca surah itu, terasa betapa sangat menyedihkan membayangkan dan merasakan hidup seorang diri, betapa meranggasnya hidup sendiri di tengah keramaian. Perasaan yang kemudian bercampur dengan logika seakan2 bertanya....Ya Allah..kenapa aku harus merasakan seperti ini...mengapa Engkau belum mengabulkan doa2ku, dan kalimat sejuta mengapa...

Kesedihan dan kedukaan yang seakan2 hanya kurasakan sendiri, mencari dan mencari...kadang ku merasa kuat, kadang juga ku merasa lumpuh...kalau saja Allah mengirimkan seseorang yang benar2 menyayangiku...yang tidak tega membiarkan aku sendiri berjalan dan merasakan kebahagiaan dan kegetiran hidup..ooh..dunia....

Namun saat ku tersadar, Allah menyukai orang yang sabar, Allah mengabulkan doa Nabi Yunus. Pada saat Nabi Yunus dalam kedukaan yang dalam, dan mengira Allah tidak akan mengabulkan doanya, Yunus berdoa "bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau, Maha Suci Engkau sesungguhnya aku termasuk orang2 yang zalim" dan Allah mengabulkan doanya, dan diselamatkan Allah untuk mengangkat kedukaannya..dan Allah juga mengabulkan doa2 orang yang sabar dan sholeh seperti Nabi Ayup dengan kesakitannya, Ismail, Idris, Zulkifli, Zakaria...subhanallah..


Ya Allah, aku termasuk orang2 yang zalim...ampuni aku ya Allah, yang tidak pandai sabar, namun mengharapkan seorang pendamping yang sabar...ampuni aku ya Allah yang tidak pandai bersyukur namun mengharapkan sesorang yang selalu dalam kebersyukuran,
ampunilah aku ya Allah yang tidak pandai beribadah kepadamu, namun mendambakan imam yang sholeh...ampuni aku ya Allah yang selalu egois namun mengharapkan seorang kekasih yang selalu berempati..ya Allah ampunilah aku karena menjadi orang2 yang zalim...

Kita ternyata memang sendiri, pada waktunya nanti aku juga harus menjalani kematian sendiri, menjalani pengadilan Allah sendiri, namun kehangatan Allah tidak akan membuat kita merasa sendiri.

Ya Allah maafkan aku yang terlalu manja ini.....

Selasa, 30 Maret 2010


I am The One Who Love U More...






Don't go you know you will break my heart
She won't love you like I will
I'm the one who'll stay
When she walks away
And you know I'll be standing here still

I'll be waiting for you
Here inside my heart
I'm the one who wants to love you more
You will see I can give you
Everything you need
Let me be the one to love you more

See me as if you never knew
Hold me so you can't let go
Just believe in me
I will make you see
All the things that your heart needs to know

(celine dion, to love u more)


Gimana ya rasanya kalo ada seseorang yang mengatakan kepada kita bahwa dialah satu2 orang yang bisa mencintaimu lebih dari orang lain?....
Hm..bagaimana juga kalo kondisi di balik..kita yang meyakinkan orang yang kita cintai bahwa kitalah satu2 nya orang yang bisa mencintainya lebih dari orang lain?

Bagaimana kita tahu bahwa kita bisa mencintainya lebih dari apa yang dia dapatkan selama ini?...kadang kita terlalu yakin pada diri kita sendiri bahwa kita mampu membahagiakan dia, tapi apakah kita tahu? bahwa sebenarnya apa yang ia dapatkan selama ini sudah cukup membuatnya bahagia? hmm... egois ya? mengklaim bahwa kita lah satu2 orang yang bisa mencintainya lebih dari yang lain?

Pada suatu titik rasa sayang, cinta, akan kita rasakan nol. Kenapa?...karena semua rasa itu hanyalah titipan..kapanpun rasa itu dituntut untuk dikembalikan kepada Pemilik Segala Rasa ya gak bisa kita menahannya, membuangnya ataupun membuatnya semakin kuat. Kalau sudah seperti itu dapatkan kita dengan lantangnya berbicara bahwa kitalah yang bisa mencintainya lebih dari orang lain?..hm siapa ya kita ini?...atau lebih tepatnya..siapa sih kamu arie?....seyakin itukah dirimu berarti dimatanya? sementara dia memiliki dunia lain yang juga dia cintai?.....

Hm..mungkin cinta terindah adalah apabila kita bisa mencintai sekaligus merasa dicintai, cinta yang tidak ada embel2 air mata, cinta yang tidak mungkin terbagi, cinta yang selalu berbalas, cinta yang selalu ingin memberi....dan mencintai karena cinta...dan mencintai karena rindu keridhoanNya..

Hm...mencintai cinta Allah..mungkin itu yang dapat kita lakukan..cinta yang gak pernah lekang dimakan waktu, cinta yang gak pernah kehilangan rasa cinta karena toh Dia yang punya....tapi bisa kah kita mencintai Allah kalo kita ini sebenarnya adalah bagian dari Allah itu sendiri?...hm...

However, apapun itu cinta..syukurilah keadaannya sekarang, kita gak bisa menjamin bagaimana cinta itu nanti, 1 jam kedepan?...besok?....minggu depan?..tahun depan?...ataupun 100 tahun kedepan...? yang bisa kita berikan adalah pernyataan bahwa saat ini detik ini aku bisa mencintaimu lebih dari yang kamu bayangkan..





Senin, 27 September 2010


Ketika sepi mulai menyakitkan..

Bismillaahirrahmaanirrahiim


Kesepian memang kadang menyakitkan, menoreh setiap senyum dan tawa, serta menciptakan riak anak sungai di sudut mata. Pedih dan sedih silih berganti kunjung mengunjungi. Pupus segala harap, melukai semua impian yang kadang memabukkan. Hingga, jiwa yang rapuh menciptakan serpihan kegelisahan yang memilukan.

Saat temaram rembulan menyuguhkan hidangan, terlintas sekelebat bayang. Disibaknya kegelapan, namun entah dimana ia berada. Kecewa, hingga guratan keresahan menyibukkan kelamnya malam. Kebisuan yang menusuk-nusuk, membuat kedukaan semakin berat, hingga menghujam akal dan aqidah. Air mata semakin deras tumpah, lelah, tubuh pun mencoba rebah. Namun jiwa ini lemah, mata air di telaga yang coba dibendungnya kembali menerobos kelopak mata, ke pipi, hingga membasahi sarung bantal dan kapuk di dalamnya.

Cinta...
Entah berapa banyak pahlawan yang tercipta karenanya, namun cinta juga kadang melahirkan para pecundang. Ia laksana kobaran api yang berasal dari setitik bara, menyuluh, namun dapat pula membakar. Impian cinta membuat hati dan raga terselimuti bahagia, memompa harapan yang keluar masuk melalui butiran darah. Mengharapkan kekasih tercinta yang siap mendampingi saat tawa dan air mata, hingga terbentang siluet istimewanya seorang wanita yang telah menikah, mendampingi suami, melayani dan beribadah k dengan selimut kasih sayang.

Namun, impian berbeda dengan kenyataan. Sepi semakin menggerogoti hari, sendiri... dan masih sendiri.
Duhai belahan hati, entah dimana dirimu bersembunyi.


Cinta dan impian membentuk sebuah keluarga memang begitu indah. Namun takkala ia belum menyapa, janganlah membuat gundah dan resah, bahkan merubah pandangan terhadap Sang Pemilik Cinta. Kegelisahan jangan pula membuat kita menggadaikan aqidah, karena sungguh harta itu tak ternilai harganya. Tak ada yang dapat membelinya, apalagi dengan basa-basi cinta yang menyelubungi tauhid.


Saat jiwamu lelah bertanya dimanakah gerangan kakanda belahan jiwamu berada,
kembalilah kepada Sang Pemilik Rahasia, lantunkan munajat dan do'a disetiap sujud tahajudmu, mohon tetapkan iman untuk selalu terhatur kepada-Nya. Jadikan hati ini selalu ikhlas serta rela atas setiap keputusan-Nya.

As'alukallahummar ridha ba'dal qadha, wa burdal 'iisyi ba'dal maut, wa ladzdzatan nazhori ila wajhika, wa syauqon ila liqaa'ika.
Ya Allah, aku mohon kerelaan atas setiap keputusan-Mu, kesejukan setelah kematian, dan kelezatan memandang wajah-Mu serta kerinduan berjumpa dengan-Mu.

Mohonkan juga kepada-Nya, agar DIA menguatkan niat dan azzam kepada lelaki yang menyayangimu untuk segera menyempurnakan doa2mu, sehingga dirimu serta pasangan jiwa tercinta dapat bersama membangun sebuah istana kecil nan indah dalam naungan ridho-Nya.


Kamis, 09 Juli 2009

Jejak Pantaiku..


Pantai Gosong Singkawang
1992-1998
Sebenarnya pada saat ku tinggal di Pontianak selama 7 tahun, hanya sekali mengunjungi pantai ini..itupun karena pulang dari PL di Sanggau Ledo yang pulangnya melewati pantai ini.



Pantai Lampuuk Band Aceh
1998-2002
Begitu aku menamatkan kuliah di Bogor, aku sempat 3 bulan tinggal di Aceh..dan pantai Lampuuk adalah pantai terindah yang pernah kutemui.





Pantai Trikora Tanjung Pinang
1989 - 1992
Hmm...pertama kali aku pergi jauh dari rumah, bersama teman2 SMP...makan otak-otak, kelapa muda dan teh obeng...




Pantai Losari Ujung Pandang
1979-1981
Bapak, ibu, aku, Budi dan Agung (waktu itu belum ada adekku yang paling bungsu) selalu menunggu sore sambil duduk di pinggir pantai, sambil makan pisang epek dan kacang....





Pantai Amal Tarakan Kal Tim
1981-1986
Yang ku ingat dari pantai ini adalah, pertama kalinya aku melihat ular belang hitam dan putih dalam radius 2 meter dari ku....hmmmm...rasanya tulang2 ku melunak.


Teluk Penyu Cilacap
1986-1989
Ku pernah latihan merpati putih disini. Pasir pantainya yang dominan pasir besi, ternyata sangat ampuh untuk latihan kekuatan....walaupun sempet lecet2 tangan ini, its so wonderful moment.

Minggu, 12 Juli 2009

If You Found Your Soulmate


If you find your soul mate
and you love them so ... Never forget to let them know
Love with a fervour full of fire.
Let them know they are your hearts desire.
And if they give it all back to you.
Then you will know that they love you true.
Perhaps it was fate ... For you have found your
SOUL MATE

SOULMATE is
Someone on whom you can always depend?
Someone who brings sunshine into your life.
More than a lover and always a friend?
When they hear their voice and know that they're safe...
It is then when a smile lights up your face.
To know true love, you want to give of yourself.
Thoughts are of them and no one else
It matters not if the road to happiness is a bumpy ride.
As long as your soul mate is there by your side.
You can handle the storms for you see sunny weather.
Life is beautiful when you are together.
Borrow from tomorrow's sun if there are clouds today.
Pick flowers and savour them, as you pass along the way.













you know that its true,.... you are my soulmate..
there is always u in my tomorrow..

Minggu, 24 April 2011

Bahagia....








Ku jatuh cinta berulang kali pada orang yang sama,…Kenapa?...ya aku juga baru merasakan….berulang-ulang kali ku merasa jatuh cinta pada orang yang sama. Apakah ini yang dinamakan true love..ya aku juga tidak tahu..yang jelas..aku selalu merasa jatuh cinta, berdetak jantungku berkali2 saat memandang dan bersamanya..

Hmm..salah satu hal yang membuatku fall in love padanya adalah sudut pandangnya mengenai kebahagiaan. Kebahagiaan menurutnya adalah… dance like no one watching….

Menurutnya kadang kita menyakini bahwa kehidupan akan menjadi lebih baik setelah kita begini dan kita begitu..kita akan menjadi frustasi apabila begini dan begitu itu belum tercapai. Kehidupan akan sempurna setelah kita mendapat begini dan begitu... sehingga kebahagiaan adalah tujuan yang akan dicapai...

Ternyata tidak ada jalan menuju kebahagiaan. Kebahagiaan adalah proses perjalanan itu sendiri. Menghargai saat-saat indah yang kita miliki sekarang, menghargai karena melewatkannya bersama itulah kebahagiaan itu.

Waktu tidak menunggu sampai kta selesai sekolah, sampai mendapat pekerjaan, sampai berat badan turun 10 kg, sampai anak2 besar, sampai menikah, sampai malem Minggu, sampai hari Senin, sampai malem Jumat, sampai hutang2 lunas….ternyata tidak ada saat yang tepat dari pada hari ini, detik ini, saat ini untuk berbahagia…

Seperti yang dia ucapkan…”sayang..kebahagiaan adalah perjalanan ini bukan tujuan nanti…try not be crying anymore cause this time..i luv u..…”.,

The little things




Batu-batu kecil bisa menjadi gunung besar
Langkah-langkah kecil bisa menyusuri bermil-mil
Perbuatan kecil dengan kasih
Membuat dunia tersenyum

Kata kata kecil bisa meredakan amarah besar
Pelukan kecil bisa mengeringkan air mata besar
Lilin kecil bisa menerangi kegelapan
Kenangan kecil bisa mengendap bertahun tahun

(author unknown)

Terima kasih untuk hal hal kecil dari mu,
dan rasa sayangku gak pernah berubah,
dulu, sekarang dan yang akan datang….

Senin, 05 Oktober 2009

Hanya Manusia Biasa

Kalo membicarain tentang pernikahan yang kebayang adalah hal2 yang indah2. Tapi kalo membicarakan kenapa kamu memilih dia untuk menjadi suami or istri buatmu, Jawabannya sangat beragam. Dari mulai jawaban karena Allah hingga jawaban duniawi (cakep atau tajir, manusiawi lah). Tapi ada satu jawaban yang sangat berkesan di hati saya.
Hingga detik ini aku masih ingat setiap detail percakapannya. Jawaban salah seorang teman yang baru saja menikah. Proses menuju pernikahannya sungguh ajaib. Mereka hanya berkenalan 2 bulan. Lalu memutuskan menikah. Persiapan pernikahan hanya dilakukan dalam waktu sebulan saja. Kalau dia seorang akhwat, saya tidak akan heran. Proses pernikahan seperti ini sudah lazim.

Dia bukanlah akhwat, sama seperti ku. Satu hal yang pasti, dia tipe wanita yang sangat berhati-hati dalam memilih suami. Trauma dikhianati lelaki membuat dirinya sulit untuk membuka diri. Ketika dia memberitahu akan menikah, aku tidak menanggapi dengan serius. Mereka berdua baru kenal sebulan. Tapi aku berdoa, semoga ucapannya menjadi kenyataan. Aku tidak ingin melihatnya menangis lagi.

Sebulan kemudian dia menemuiku. Dia menyebutkan tanggal pernikahannya. Serta memohon ku untuk cuti, agar bisa menemaninya selama proses pernikahan. Begitu banyak pertanyaan dikepalaku. Asli. Aku pengin tau, kenapa dia begitu mudahnya menerima lelaki itu.

Ada apakan gerangan? Tentu suatu hal yang istimewa. Hingga dia bisa memutuskan menikah secepat ini. Tapi sayang, aku sedang sibuk sekali waktu itu (sok sibuk sih aslinya). aku nggak bisa membantunya mempersiapkan pernikahan. Beberapa kali dia telfon saya untuk meminta pendapat tentang beberapa hal. Beberapa kali aku telfon dia untuk menanyakan perkembangan persiapan pernikahannya. That’s all. Kita tenggelam dalam kesibukan masing-masing.

Aku menggambil cuti sejak H-2 pernikahannya. Selama cuti itu aku memutuskan untuk menginap dirumahnya. Jam 11 malam, H-1 kita baru bisa ngobrol -hanya- berdua di taman rumahnya. Hiruk pikuk persiapan akad nikah besok pagi, sungguh membelenggu kita. Padahal rencananya kita ingin ngobrol tentang banyak hal. Akhirnya, bisa juga kita ngobrol berdua. Ada banyak hal yang ingin ku tanyain. Dia juga kayaknya ingin bercerita banyak.

“Aku gak bisa tidur.” Dia memandang ku dengan wajah memelas. aku paham kondisinya saat ini. Kita melanjutkan ngobrol sambil berbisik-bisik. Kita berbicara banyak hal, tentang masa lalu dan impian-impian kita. Wajah sumringahnya terlihat jelas dalam keremangan lampu taman.

“Kenapa kamu memilih dia?” Dia tersenyum simpul lalu bangkit dari duduknya sambil meraih HP disaku bajunya. Ia masuk dalam kamar berlahan dia membuka laci meja riasnya dan kembali ke taman lalu menyerahkan selembar amplop pada saya. Aku menerima HP dari tangannya. Amplop putih panjang dengan kop surat perusahaan tempat calon suaminya bekerja. Apaan sih. Aku memandangnya tak mengerti. Eeh, dianya malah ngikik geli.“Buka aja.” Sebuah kertas aku tarik keluar. Kertas polos ukuran A4, aku menebak warnanya pasti putih hehehe. Saya membaca satu kalimat di atas dideretan paling atas.

“Busyet dah nih orang.” aku menggeleng-gelengkan kepala sambil menahan senyum. Sementara dia Cuma ngikik melihat ekspresiku. Ku membacanya. Dan sampai saat inipun aku masih hapal dengan kata-katanya. Begini isi surat itu.

Kepada Yth
Calon istri saya, calon ibu anak-anak saya, calon anak Ibu saya dan calon kakak buat adik-adik saya
Di tempat
Assalamu’alaikum Wr Wb
Mohon maaf kalau anda tidak berkenan. Tapi saya mohon bacalah surat ini hingga akhir. Baru kemudian silahkan dibuang atau dibakar, tapi saya mohon, bacalah dulu sampai selesai.
Saya, yang bernama …… menginginkan anda …… untuk menjadi istri saya.
Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya manusia biasa. Saat ini saya punya pekerjaan. Tapi saya tidak tahu apakah nanti saya akan tetap punya pekerjaan. Tapi yang pasti saya akan berusaha punya penghasilan untuk mencukupi kebutuhan istri dan anak-anakku kelak.
Saya memang masih kontrak rumah. Dan saya tidak tahu apakah nanti akan ngontrak selamannya. Yang pasti, saya akan selalu berusaha agar istri dan anak-anak saya tidak kepanasan dan tidak kehujanan.
Saya hanyalah manusia biasa, yang punya banyak kelemahan dan beberapakelebihan. Saya menginginkan anda untuk mendampingi saya. Untuk menutupi kelemahan saya dan mengendalikan kelebihan saya.
Saya hanya manusia biasa. Cinta saya juga biasa saja. Oleh karena itu. Saya menginginkan anda mau membantu saya memupuk dan merawat cinta ini, agar menjadi luar biasa. Saya tidak tahu apakah kita nanti dapat bersama-sama sampai mati. Karena saya tidak tahu suratan jodoh saya.
Yang pasti saya akan berusaha sekuat tenaga menjadi suami dan ayah yang baik.
Kenapa saya memilih anda? Sampai saat ini saya tidak tahu kenapa saya memilih anda. Saya sudah sholat istiqaroh berkali-kali, dan saya semakin mantap memilih anda. Yang saya tahu, Saya memilih anda karena Allah. Dan yang pasti, saya menikah untuk menyempurnakan agama saya, juga sunnah Rasulullah. Saya tidak berani menjanjikan apa-apa, saya hanya berusaha sekuat mungkin menjadi lebih baik dari saat ini.
Saya mohon sholat istiqaroh dulu sebelum memberi jawaban pada saya. Saya kasih waktu minimal 1 minggu, maksimal 1 bulan. Semoga Allah ridho dengan jalan yang kita tempuh ini. Amin
Wassalamu’alaikum Wr Wb

Aku memandang surat itu lama. Berkali-kali saya membacanya. Baru kali ini saya membaca surat ‘lamaran’ yang begitu indah. Sederhana, jujur dan realistis. Tanpa janji-janji gombal dan kata yang berbunga-bunga. Surat cinta minimalis, saya menyebutnya. Aku menatap sahabat disampingku. Dia menatap ku dengan senyum tertahan.

“Kenapa kamu memilih dia.”
“Karena dia manusia biasa.” Dia menjawab mantap. “Dia sadar bahwa dia manusia biasa. Dia masih punya Allah yang mengatur hidupnya. Yang aku tahu dia akan selalu berusaha tapi dia tidak menjanjikan apa-apa. Soalnya dia tidak tahu, apa yang akan terjadi pada kita dikemudian hari. Entah kenapa, Itu justru memberikan kenyamanan tersendiri buat aku.”
“Maksudnya?”
“Dunia ini fana. Apa yang kita punya hari ini belum tentu besok masih ada. Iya kan? Paling gak. Aku tau bahwa dia gak bakal frustasi kalau suatu saat nanti kita jadi gembel. Hahaha.”
“Ssttt.” Aku membekap mulutnya. Kuatir ada yang tau kalau kita ngobrol rahasia. Terdiam kita memasang telinga. Sunyi. Suara jengkering terdengar nyaring diluar tembok. Kita saling berpandangan lalu cekikikan sambil menutup mulut masing-masing. “Udah tidur sana. Besok kamu kucel, ntar aku yang dimarahin Mama.” Percakapan kita tadi masih terngiang terus ditelinga saya.
“Gih…”
“Tidur. Dah malam.” Aku menjawab tanpa menoleh padanya. Aku ingin dia tidur, agar dia terlihat cantik besok pagi. Kantukku hilang sudah, kayaknya gak bakalan tidur semaleman nih. * * *
Satu lagi pelajaran pernikahan yang ku peroleh hari itu. Ketika manusia sadar dengan kemanusiannya. Sadar bahwa ada hal lain yang mengatur segala kehidupannya. Begitupun dengan sebuah pernikahan. Suratan jodoh sudah tergores sejak ruh ditiupkan dalam rahim. Tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana dan berapa lama pernikahannya kelak. Lalu menjadikan proses menuju pernikahan bukanlah sebagai beban tapi sebuah ‘proses usaha’.
Betapa indah bila proses menuju pernikahan mengabaikan harta, tahta dan ‘nama’. Embel-embel predikat diri yang selama ini melekat ditanggalkan. Ketika segala yang ‘melekat’ pada diri bukanlah dijadikan pertimbangan yang utama. Pernikahan hanya dilandasi karena Allah semata. Diniatkan untuk ibadah. Menyerahkan secara total pada Allah yang membuat skenarionya. Maka semua menjadi indah.

Hanya Allah yang mampu menggerakkan hati setiap umat-NYA.
Hanya Allah yang mampu memudahkan segala urusan.
Hanya Allah yang mampu menyegerakan sebuah pernikahan.
Kita hanya bisa memohon keridhoan Allah. Meminta-NYA mengucurkan barokah dalam sebuah pernikahan.

Hanya Allah jua yang akan menjaga ketenangan dan kemantapan untuk menikah.
Lalu, bagaimana dengan cinta? Ibuku pernah bilang, Cinta itu proses. Proses dari ada, menjadi hadir, lalu tumbuh, kemudian merawatnya. Agar cinta itu bisa bersemi dengan indah menaungi dua insan dalam pernikahan yang suci. Witing tresno jalaran garwo (sigaraning nyowo), kalau diterjemahkan secara bebas: “Cinta tumbuh karena suami/istri( belahan jiwa).”
Cinta paling halal dan suci. Cinta dua manusia biasa, yang berusaha menggabungkannya agar menjadi cinta yang luar biasa.

Amin..
(dear .. still hide in the bright place...are u the one?)

Selasa, 06 Oktober 2009

Ssssttt..Jangan Bilang Sapa-Sapa Ya.....

Pernah mengatakannya? Aku pernah. Mungkin nggak setepat itu, tapi masih kakak-adik lah dengan kalimat itu. Dan yang lebih serunya lagi, klu itu rahasia kita yang diomongin keorang2 setelah beberapa kali mulut orang dan terakhirnya ke telinga kita he he he..(hmm...resiko orang cakep mang gini kali ye hehehe)
Rahasia. Aku baru membicarakan sebuah rahasia perusahaan dengan seorang teman. Kemudian aku keluar buat makan siang. Kata ‘rahasia’ menggelitikku. Aku mempertanyakan, apakah rahasia yang sudah diceritakan masih memenuhi kriteria untuk disebut rahasia? Sehabis kenyang aku makin penasaran apa sih arti rahasia menurut kamus. Daripada mati penasaran, yang secara fisiologis sama tak mungkinnya dengan mati karena malu, aku search di Google kata ‘secret’, terlalu banyak hasil yang keluar. Kemudian aku mencari di kamus elektronik. Hasilnya adalah, Secret: not open or public; kept private or not revealed; Aku mencari dari berbagai sumber lagi. Yaaa … hasilnya nggak jauh dari itu. Jadi sebaiknya kutulis satu saja. Tidak terbuka. Tidak diungkapkan. Mungkin itu padanan katanya dalam bahasa Indonesia. Aku bukan ahli bahasa, jadi aku menganalisis seenaknya. ‘Sesuatu yang tidak diungkapkan kepada publik’ menjadi akhir kesimpulanku.
Pencapaian kesimpulan itu membuatku berpikir ulang dengan keadaan tadi yang mana aku baru saja membicarakan sebuah rahasia, ok … beberapa, memang nggak cukup membicarakan cuma satu rahasia. Apa rahasia tetap jadi rahasia setelah keluar dari mulut? Mengacu pada pengertian di atas, menurutku tidak. Tapi sepertinya sudah sangat umum ketika seseorang berkata pada temannya, “Sssttt … ini cuma antara kita aja ya?” atau “Aku cuma ngasih tau sama kamu aja, kamu jangan bilang siapa-siapa ya?” Dan tetap menyebutnya sebagai rahasia.
Kemudian orang kedua bercerita pada teman lain yang sangat dipercaya. Orang ketiga itu menceritakannya pada sahabatnya dengan asumsi sahabatnya adalah orang yang paling dipercayainya di dunia. Si sahabat bercerita pada suaminya karena memang sudah puluhan tahun mereka saling berbagi. Akhirnya sang suami sudah tidak menganggap itu rahasia sehingga ketika makan siang di kantor dia bercerita pada teman kerjanya. Dan teman kerja itu ikut suatu forum di internet dan menceritakannya di sana. Orang pertama a.k.a si pemilik rahasia yang sedang sedih karena masalahnya diketahui buanyak orang yang akhirnya mengkonfirmasi satu2 ke pemilik rahasia..halah..iki opo...hm....
Tapi ada positivenya klo masalah kita masukan ke dlm forum di internet, bisa jadi bahan diskusi dan akhirnya hal yang membuat kita lebih bersyukur apabila membaca masalah orang lain yang hampir sama beratnya, bahkan lebih berat dari yang diterimanya. Cuman yang gak kita tahu itu adalah masalahnya sendiri yang sudah mengembara sambil memunguti batu pada tiap perjalanannya sehingga makin lama makin berat. Makin lama makin pedas, makin panas, kadang malah makin jauh dari masalah pokoknya. Mengembang seperti mengembangnya alam semesta. hm....
Kasus lain ketika seseorang menceritakan rahasianya pada seorang teman yang amat sangat dipercayainya sekali. Lalu dengan pola yang sama, orang kedua menceritakannya dengan awalan, “Ssstt … aku cuma bilang sama kamu ya? Jangan cerita lagi sama siapa-siapa!”. Kemudian orang ketiga itu sedang mengobrol dengan orang keempat dan obrolannya menyinggung orang pertama, dia teringat cerita orang kedua. Begitu seterusnya sampai orang-orang dalam komunitas itu tahu semuanya. Semua tahu tapi semua diam. Masalahnya orang pertama takkan pernah tahu seberapa banyak orang yang tahu, dan percayalah cerita itu tidak akan berhenti pada komunitas itu saja, pasti menjalar ke orang lain di luar komunitas dan makin meluas sampai akhirnya di ujung kota seseorang berkata dengan enteng, “Iya nih, gw denger sih … bla … bla … parah banget deh pokoknya.” Jadilah sebuah cerita rakyat yang berpotensi jadi legenda kemudian jadi mitos. Siapa tahu? Mungkin itu alasan mengapa aku begitu skeptis tentang berbagi. Terutama berbagi rahasia. Aku termasuk orang yang percaya bahwa membocorkan rahasia adalah sifat dasar manusia, selain mencari-cari kesalahan orang lain tentunya. Makanya ketika aku menceritakan hal yang baru pada teman –sekecil apapun hal baru itu, aku sudah membuat kalkulasi mengenai apa yang mungkin terjadi, bagaimana responnya, dan seluas apa ceritaku akan menyebar (walaupun aku tahu tak bisa memprediksikan segalanya, aku bukan Tuhan yang sudah menentukan segalanya).
Jadi aku berkesimpulan kalau rahasia tetap rahasia bila hanya disimpan sendiri. Bahkan jika begitupun, tetap nggak cuma sendiri yang tahu. Tuhan tahu. Kasus lain. Ini lebih mengingatkanku untuk berusaha tidak melakukan hal yang negatif (walaupun sangat amat susah sekali pastinya). Mungkin ada rahasia yang dibawa mati, tapi kebanyakan tidak. Coba telisik kasus pembunuhan Nasrudin dengan tersangka Antasari Azhar. Sebelum Nasrudin meninggal, mungkin nggak akan ada yang tahu kalau dia punya istri lagi. Mayat tentu tak bisa ngeles seperti supir bajaj kan?
"Eh..ku ada rahasia ni, tapi jangan bilang sapa2 ya, hm .. aku suka lo sama x...hm .. kalo dia jadi pacar gelapku ok kali ya he he he abis orangnya baik amat sih .. yang jelas dia memang hanya manusia biasa sih he he he bla bla bla.....
My dear friends, now .. you know my little secret. Keep it and don’t tell anyone, allright???

Rabu, 21 Oktober 2009

My Morning Kiss


After the baby birds wake us with a chirp from their lung
Not a sound of annoyance but a song that they've learned
Its a call to their mother and the feed that they yearn
Its been hard night of sleep, every twist every turn

Yet awake to the music that mother nature has sung
Its the sun that invites us to this ever glowing land
and the presence of our loved ones that fills all our hearts
our life shines with true color, never left in the dark
we have a long day ahead, but where shall he start

Yes of course someone's missing, he will search for his lady
With closed eyes he smiles and recites his morning wish
a lady was wake up from her bed with a sleepy eye, bearing gifts
to love to him is the only one thing she has on her list
whispers in her ear " I LOVE YOU" and ends it with this

It was bliss, his morning wish was her Morning Kiss.
(i miss my morning kiss...)

Minggu, 03 Januari 2010

Bila Kenyataan Tak Berujung Pada Harapan..



Sayang,
Semalam pernah ku bicara padamu..apa yang bisa ku lakukan dengan harapan?...bisa apa diri kita dengan harapan...harapan hanyanya sekedar wawasan atau visi yang menjadi tujuan kita..tapi tujuan itu sebenarnya gak pernah tercapai kan?...karena apabila tercapai bukan tujuan lagi namanya.

Sayang,
Hari ini secara telak Allah menegurku..dengan cara yang sangat indah..membuat ku tersadar, bahwa harapan itu tiada yang sia sia.

"Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan ini dg sia-sia Maha Suci Engkau maka hindarkan kami dari siksa api neraka"


Sayang,
Ternyata...harapan adalah bahan bakarnya cita-cita. Yang mengerakkan badan untuk bertindak. Dan putus asa menyapa kepada yang bahan bakar yang telah habis. Sayang.. mungkin kamu tahu dengan firman Allah.... bisa jadi apa-apa yang kamu anggap baik, belum tentu itu baik disisi Allah dan apa-apa yang kamu anggap tidak baik, justru itulah yang terbaik bagi Allah...
Jika memang seperti itu, manalah mungkin Allah menciptakan dan menjadikan takdir kita tanpa kesia-siaan? Terkadang kegagalan itu sengaja Allah hadirkan bagi kita, walau mungkin segenap persiapan sudah kita rancang sebelumnya. Karena Allah ingin mengabari kepada kita, bahwa terwujud dan terjadinya harapan kita itu, bukanlah andil kita semata, mlainkan ada wewenang Allah disana...
Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, Maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah!" lalu jadilah ia. (QS. 2:117)
Oleh karena itu, kita coba ya bersama-sama tetap menatap harapan indah didepan kita. Walau mungkin kita hanya melihat sebongkah cahaya kecil diatas bukit kegegelapan. Sunguh Allah mengabulkan doa-doa dalam prasangka hambaNya.
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. Al Baqarah [2] : 186)

Sayang,
Tak terasa air mata meleleh saat ku merasa teguranNya..maafin aku pabila ku terlalu egois..maafkan pabila sebagian sikapku membingungkan dan menyakitkan hatimu..sudah menjadi semestinya kamu bersikap...hanya diriku yang kurang mengerti akan keindahan hakiki itu..mudah2an aku bisa mengolah rasa ini.. agar selalu bisa kembali akan kesaksian kita terhadap Kekuasaan dan Wewenang Allah...

Amin,..

Senin, 25 Januari 2010

Pertama kali aku melakukannya.......




Malem Jumat Kliwon...

Pulang kantor..hujan gerimis ...diatas motor berjalan tanpa tujuan..dalam hati bertanya ..knapa jalanan sesepi ini biasanya yang namanya Jakarta, after office hour dan gerimis..pasti deh muacet..tumben hari itu enggak.

Dari blok M motor masih terus berjalan, sampai ke Sudirman, Thamrin, akhirnya moncong motorku mengarah ke tugu monas, sepi...... tapi pengen masuk, dan akhirnya parkir juga motor ini parkiran motor.

Kupluk jaketku ku naikan ke kepalaku menutupi rambutku supaya gak pusing kena rintik gerimis, jalan setapak demi setapak menuju tugu monas. Duuh...high heelku bikin repot juga, akhirnya kulepas, dan mulailah telapak kakiku menjelajah tanah basah..lepas dan hmm....legaaaa...

Kupeluk erat jaket ku...ku pandangi tugu monas dari jarak kira2 10 m didepanku...hm...ada bebarapa baris kalimat harapan terucap...

cahaya batinku...
seandainya saat ini kamu ada disampingku..tentunya gak pernah ku lepas pelukan eratku...disini... didepan monas..bertelanjang kaki..dibawah rintik hujan..digelap dan dinginnya malam ..hhmm...seandainya kamu tahu seberapa besar rasa yang dititipkan Allah kepadaku hanya untukmu....

kalo saat ini..kamu belum bisa menjadi pelindungku, imamku, pelengkap hidupku, dan penyempurna agamaku karena keterbatasan kita sebagai manusia....maukah kamu berjanji...bahwa suatu saat.... kamu pasti melakukannya hanya untukku????....



(Cinta kan kokoh jika ada niat, ikhtiar, do'a dan takdir.
Niatlah yang bersih....
Ikhtiarlah dengan tulus....
Berdo'alah dengan penuh prasangka baik....
rebutlah takdir dengan kesabaran dan keikhlasan....)

Do'aku selalu menyertaimu
Semoga engkau selalu merasakan indahnya cinta dalam naungan ridlo-Nya semata.
Amien……


Kamis, 18 Juni 2009

Berusaha Untuk Mengerti

Hari kerja. Siang ini dikantor lagi agak sepi..hmm tumben.. big bos lagi berbaik hati mengajak makan siang di daerah Cipete. Biasanya celoteh2 riang rekan sekerja kedengaran dimana2, seakan gak rela kalau kehidupan kerja hanya ditutupi oleh diam. Sudah jam 3 sore aku masih bingung apalagi yang harus aku kerjain. Minggu ini sepertinya pikiranku sering melayang sendiri, malah terkadang tiba2 muncul layar sendiri..blup..untuk sepersekian menit aku gak sadar berada dimana. Tiba tiba layar itu mulai bergambar, bercerita dan bersuara..yah dia lagi.....hmm...apa ini dulu hasil latihan bela diriku ya..
**
Sudah beberapa bulan terakhir, aku coba memahami apa yang sedang terjadi dan menduga apa yang akan aku alami. Hidupku yang biasanya nyaman dengan kondisi yang teduh, tenang, remang-remang, tiba tiba datang cahaya yang sangat terang. Membuat pupil mataku mengecil, berusaha mempelambat cahaya yang akan masuk kedalam retina mata. Begitu mendadak dan seketika. Sesaat aku mencoba membuka mata, sekilas indah, kututup kembali mataku seakan takut apabila semua ini cuma mimpi dan sesaat. Sekali lagi coba ku buka...aha..ternyata masih ada. Pelan-pelan kubuka seluruh mataku untuk melihat sejelas mungkin dengan apa yang kuhadapi. Cahaya itu cantik, berpendar pendar seperti berlian yang di selimuti cahaya matahari. Ada beberapa yang terlihat, tapi satu yang paling indah, seperti mutiara besar dihiasi beratus-ratus berlian. Begitu takjubnya aku melihat hingga tak sadar ku terjebak dalam eforia keindahan, menahan agar tidak segera berakhir. Suatu kondisi yang membuatku mengawang-awang.
**
Jam 4 sore. Ada kerjaan dikit dari second bos. Sedikit usaha untuk menelfon beberapa rekanan. Tanya harga bikin baju. Negosiasi harga paket outbond untuk acara 4 dan 5 Agustus. Upgrade mesin EDC di sekolah, dan filing beberapa dokumen dalam folder2. Ritme kerja teratur, terschedule, ternyata membikin otakku yang suka meloncat-loncat seakan di sekap dalam kardus. Supaya gak melompat ketinggian dan hilang.
**
Cahaya apa itu... indah memabukkan dan menahan rasa untuk menghentikan..apakah itu Cinta ya Allah..rasanya terlalu hangat..menyentuh permukaan kulit yang beku. Merambat hangat menuju kalbu. .. dan akhirnya tiba dalam kalbu yang kaku dan biru..perlahan menghentikan masa dormansi. Meleleh, berdegup, mulai berwarna dan kemudian bernafas. Perlahan sosok berpendar mulai terlihat nyata, jelas, dan terlalu indah. Sosok itu tiba-tiba menjatuhkanku dari awang-awang. Tertawa keras dan memberikan tangannya... 'damn you' makiku dalam hati, tanpa terduga dia berkata....come on girl..let me guide u....

**
(to my center of universe..may Allah Loves You)

Jumat, 19 Juni 2009

My love is...

Mencintai seseorang bukanlah ketika dirimu berkehendak memiliki dirinya dengan mengatakan bahwa kau mencintainya, tetapi mencintai seseorang adalah ketika engkau siap melepaskannya demi bahagianya..
**
Mencintai seseorang bukan pula ketika dirimu berkehendak mendengarkan kebersediaannya mendampingimu untuk waktu yang engkau sendiri tak tahu akan halnya, tetapi mencintai seseorang adalah ketika dirimu merelakan dia untuk tidak berada disampingmu selamanya demi bahagianya..
**
Mencintai seseorang bukanlah ketika dirimu, dengan angkuhnya, menjadi penyebab menetesnya air mata dari kedua matanya, tetapi mencintai seseorang adalah ketika engkau memeluknya erat, melindungi dirinya dari perasaan kecewa dan sakit hati
**
Mencintai seseorang bukanlah ketika dirimu berada disampingnya ketika kau berjalan meniti hidup, tetapi mencintai seseorang adalah ketika dirimu merelakan tubuhmu, menjadi pilar yang melindungi dirinya, memastikan bahwa esok dia akan tetap bahagia, seperti terakhir kali kau lihat senyumannya..
**
Mencintai seseorang bukan suatu hal yang mudah dilakukan, maka itu sebelum kau putuskan untuk mencintai seseorang, pastikan bahwa kau cukup tangguh untuk menjadi orang yang rela melepasnya kelak, demi bahagianya...
**

Minggu, 21 Juni 2009

Bentuklah Aku ..






Sebatang bambu yang indah tumbuh di halaman rumah seorang petani. Batang bambu ini tumbuh tinggi menjulang di antara batang-batang bamboo lainnya. Suatu hari datanglah sang petani yang empunya pohon bambu itu. Dia berkata kepada batang bambu,” Wahai bambu, maukah engkau kupakai untuk menjadi pipa saluran air, yang sangat berguna untuk mengairi sawahku?”


Batang bambu menjawabnya, “Oh tentu aku mau bila dapat berguna bagi engkau, Tuan. Tapi ceritakan apa yang akan kau lakukan untuk membuatku menjadi pipa saluran air itu.” Sang petani menjawab, Pertama, aku akan menebangmu untuk memisahkan engkau dari rumpunmu yang indah itu. Lalu aku akan membuang cabang-cabangmu yang dapat melukai orang yang memegangmu.



Setelah itu aku akan membelah-belah engkau sesuai dengan keperluanku. Terakhir aku akan membuang sekat-sekat yang ada di dalam batangmu, supaya air dapat mengalir dengan lancar. Apabila aku sudah selesai dengan pekerjaanku, engkau akan menjadi pipa yang akan mengalirkan air untuk mengairi sawahku sehingga padi yang kutanam dapat tumbuh dengan subur.


Mendengar hal ini, batang bambu lama terdiam….., kemudian dia berkata kepada petani, “Tuan, tentu aku akan merasa sangat sakit ketika engkau menebangku. Juga pasti akan sakit ketika engkau membuang cabang-cabangku, bahkan lebih sakit lagi ketika engkau membelah-belahbatangku yang indah ini, dan pasti tak tertahankan ketika engkau mengorek-ngorek bagian dalam tubuhku untuk membuang sekat-sekat penghalang itu. Apakah aku akan kuat melalui semua proses itu, Tuan?”. Petani menjawab batang bambu itu, ” Wahai bambu, engkau pasti kuat melalui semua itu, karena aku memilihmu justru karena engkau yang paling kuat dari semua batang pada rumpun ini. Jadi tenanglah.”


Akhirnya batang bambu itu menyerah, “Baiklah, Tuan. Aku ingin sekali berguna bagimu. Ini aku, tebanglah aku, perbuatlah sesuai dengan yang kau kehendaki. ”Setelah petani selesai dengan pekerjaannya, batang bambu indah yang dulu hanya menjadi penghias halaman rumah petani, kini telah berubah menjadi pipa saluran air yang mengairi sawahnya sehingga padi dapat tumbuh dengan subur dan berbuah banyak. (sumber : milis Tauziyah)


**














My dear .. masalah yang datang silih berganti tak habis-habisnya, mungkin karena Allah sedang memproses ku untuk menjadi indah di hadapan-Nya? mungkin lewat tanganmu, cintamu dan sabarmu.. Allah membentukku..., ” Ini aku ya Allah, perbuatlah sesuai dengan yang Kau kehendaki.”

Selasa, 23 Juni 2009


Surat Yang Tidak Pernah Dikirim




Dear Cinta

Surat ini tidak akan pernah kukirim, karena sebenarnya aku hanya ingin berbicara dengan diriku sendiri. Aku ingin berdiskusi dengan angin, wangi bunga sedap malam, dengan pantai dan dengan bulan.

Kamu, yang tidak pernah aku mengerti. Kamu, racun yang membunuhku perlahan. Sebelah diriku menginginkan kamu datang, membenciku hingga kamu muak mendekati gila, menertawakan segala kebodohanku, kekhilafanku untuk jatuh hati padamu, menyesalkan magis yang hadir naluriah setiap kali kita berjumpa.

Tapi sebelah dariku menginginkan agar kamu datang, menjemputku, mengamini cinta, dan untuk sekian kali, jatuh hati lagi, segila-gilanya, sampai batas gila dan waras pupus dalam kesadaran murni akan Cinta.

Kemudian mendamparkan diri kita di sebuah alam tak dikenal untuk membaca ulang semua kalimat, mengenang setiap inci perjalanan, air mata dan ketabahan hati. Betapa sebelah diriku percaya bahwa tetes air mata pun akan terhitung, tidak ada yang mengalir mubazir, segalanya pasti bermuara di satu samudra tak terbatas, lautan merdeka yang bersanding sejajar dengan pantai...dan itulah tujuan kita.

Kalau saja bumi tidak berotasi, kalau saja hidup tidak berevolusi, kalau saja sebuah momen dapat selamanya menjadi fosil tanpa terganggu, kalau saja kekuatan kosmik mampu stagnan di satu titik, maka.. tanpa ragu aku akan memilih satu detik bersamamu untuk diabadikan. Cukup satu.

Satu detik yang segenap keberadaannya dipersembahkan untuk bersamamu dan bukan dengan ribuan hal lain yang menanti untuk dilirik pada detik berikutnya. Betapa ku rela membatu untuk itu.

Tapi bumi berotasi. Hidup itu cair. Semesta bergerak. Realitas berubah. Seluruh simpul dari kesadaran kita berkembang mekar. Hidup akan mengikis apa saja yang memilih diam, memaksa kita mengikuti arus agungnya yang jujur tetapi penuh rahasia. Aku, tidak terkecuali.

Aku takut. Aku takut karena ingin jujur. Itu yang membuatku menangis malam itu, cinta..., menangis yang membuat seluruh kelopak mataku membesar dan menutupi mata ku yang memilu. Kejujuran itu menyudutkanku untuk mengakui bahwa aku mulai ragu dan membiarkanmu diselimuti oleh pertanyaan.

Kamu lah bagian terbesar dalam hidupmu, tapi aku cemas. Sejarah kita. Sejarah seperti awan yang tampak padat berisi tetapi ketika disentuh menjadi embun yang rapuh. Cerita kita mengharuskan aku untuk sering menyejarahkan, merekammya dan memutar ulang di kepalaku sebagai sang kekasih impian, sang tujuan, sang inspirasi. Sementara dalam setiap detik yang berjalan, kita seperti musafir yang tersesat di padang keindahan. Berjalan dengan kompas masing-masing. Sesekali kita bertemu, berusaha saling mengerti atas nama cinta dan perjuangan yang tidak sia-sia. Aku pertaruhkan segalanya demi apa yang kurasa benar. Dan mencintaimu menjadi kebenaran tertinggi.

Mungkin suatu saat, apabila sekelumit dirimu itu mulai kesepian dan bosan, ia akan berteriak-teriak ingin pulang. Dan kamu akan menjemputnya, lalu membiarkan sejarah membentenginya dengan tembok tebal yang tak lagi bisa ditembus. Atau mungkin, ketika sebuah keajaiban mampu menguak kekeruhan ini, jadilah ia semacam kompas, bintang selatan, mercusuar .... yang menunjukan jalan pulang bagi hatimu untuk, akhirnya menemuiku.



Kamis, 30 April 2009

Soulmate

Kalau yang namanya belahan jiwa itu sungguh ada
orang yang membuatmu merasa lengkap, bahagia dan terpenuhi dalam hidup itu sungguh nyata...pertanyaannya adalah :

dimanakah soulmate itu berada ?
terselip diantara gedung-gedung raksasa
terpencil ditengah lautan
sedang berkelana dalam rimba
mengejar angin...

apakah dia seorang yang jauh
atau seseorang yang sangat dekat

atau soulmate memang tidak pernah ada...
kalaupun ada pastinya bukan untuk dimiliki....

....abis baca soulmate.com...

Selasa, 19 Juni 2012


Teman = Jodoh

Teman Seperjalanan

Sebenarnya, aku ingin mengatakan, ketika kita berjodoh, bukan berarti kita harus menjadi pacar atau pasangan hidup. Tetapi buatku jodoh lebih dari itu. Mungkin bisa menjadi kenangan, teman, sahabat atau bahkan bermusuhan. Jodoh juga menurutku selain hari ini, apakah kita akan berjumpa di suatu ketika nanti. Entah dimana dan dalam situasi apa.